Tatanan masyarakat dunia berubah semenjak adanya virus Corona (COVID-19) dan dinyatakan sebagai pandemi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Lockdown atau Karantina Wilayah atau PSBB menjadi istilah yang akrab di telinga kita. Rakyat seolah menjadi tahanan tanpa adanya jaminan keberlangsungan hidup dari pemerintah. Bahkan bantuan saja ada yang sudah tidak layak konsumsi. Dilarang mudik tetapi perut tidak diisi. Pada akhirnya rakyat akan bergerak sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sepertinya Tuhan sedang mempersiapkan manusia generasi baru yang berbeda dengan generasi sebelumnya. COVID-19 menjadi semacam titik batas yang jelas mana awal mana akhir. Terlepas dari semua konspirasi manusia, Tuhan menjadi sebuah kepastian sebagai pelaku konspirasi. Sehebat apapun rencana manusia, akan ada kejutan-kejutan dari Tuhan.
Roda nasib sedang diputar. Umat manusia berjuang menata kembali hatinya, pikirannya, dan segala perilakunya selama ini agar bisa bertahan menghadapi dampak pageblug Corona. Cara kita bekerja, belajar, dan seabreg aktivitas dipaksa berubah.
Beraktivitas di rumah membuat kita jadi lebih memahami anggota keluarga yang lain. Toleransi menjadi lebih luas maknanya. Suami jadi lebih memahami istrinya. Ayah menjadi lebih memahami anak-anaknya. Anak menjadi lebih tahu tentang orang tuanya, dan lain-lain. Namun intinya, masing-masing anggota keluarga bisa lebih memahami anggota keluarganya. Meskipun mungkin di keluarga lain ceritanya menjadi sedikit berbeda.
Tidak mengapa, itulah cerita kehidupan. Setiap saat pasti terjadi perubahan. Kali ini pengubah itu bernama virus Corona.
Comments
Post a Comment