Lupakan PSBB! Ini Adalah Pertarungan Hidup atau Mati!

PSBB

Tiga bulan berjalan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia keadaannya sama saja dengan sebagian besar bangsa lain. Tidak terorganisir. 

Kebijakan pemerintah dan perilaku masyarakat sama saja. Membingungkan bahkan cenderung tidak peduli. 

Terlepas dari segala kontroversi tentang konspirasi dibalik pandemi, yang pasti COVID-19 adalah virus berbahaya dan bisa mengancam hidup penduduk dunia. Maka tidak heran jika penikmat kopi di angkringan mulai melupakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan sepakat bahwa ini adalah pertarungan hidup atau mati. Berlakulah Hukum Rimba: "Yang kuat yang akan bertahan."

Bagaimana tidak? Jalanan sudah mulai menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas. Bandara sudah mulai beroperasi, bahkan mall-mall sudah mulai dibuka seiring wacana pemberlakukan The New Normal oleh Presiden RI. Pasar-pasar juga semakin ramai pasca lebaran ini. Entahlah. Padahal kasus pasien COVID-19 masih terus bertambah dan vaksinnya belum ditemukan. Meski begitu sudah banyak pasien disembuhkan. Entah dengan obat apa. Tidak pernah diumumkan. Jika diumumkan pun pasti akan dibantah oleh pihak lain sebagai obat "tidak resmi" padahal sudah jelas bisa menyembuhkan. 

Hari ini, penikmat kopi di angkringan sudah sampai pada level ini adalah pertarungan hidup dan mati karena kita tidak pernah tahu siapa saja yang mungkin menjadi pembawa virus dan sejauh mana imunitas tubuh kita mampu menahan gempuran musuh tak terlihat ini. Kuncinya ada pada imunitas sebagaimana halnya Herd Immunity yang dibantah oleh pemerintah tetapi faktanya justru itulah yang sedang dilakukan. 

Ekonomi lebih penting daripada keselamatan rakyat. Begitu juga rakyatnya. Akibat pemerintah yang tidak sanggup memenuhi kebutuhan rakyat jika dilakukan Karantina Wilayah, pemerintah lebih memilih penyelamatan ekonomi dengan menempatkan rakyat pada situasi rentan. 

Dengan keadaan seperti ini, sebagai rakyat kita hanya bisa berupaya untuk tetap sehat meski harus berjuang di jalanan menjemput rejeki dari Tuhan. Semoga Tuhan mengampuni kesalahan-kesalahan hamba-Nya saat mengupayakan ikhtiar dalam rangka berjuang memenuhi kebutuhan hidup.

Comments