Gambar: Time Magazine |
Tahun 2021 sudah memasuki akhir bulan Januari dan sepertinya pandemi COVID-19 belum ada tanda-tanda akan berakhir. Bahkan di Indonesia masih menciptakan rekor angka suspek hingga 12-ribuan orang dalam satu hari. Berbeda dengan kebanyakan negara lain yang justru mencatatkan penurunan angka suspek dan bersiap menghadapi pandemi "jilid 2".
Gelombang ke-dua COVID-19 diprediksi banyak pihak akan terjadi pada awal tahun karena sudah tercatat peningkatan jumlah penderita di negara-negara yang sebelumnya mengalami penurunan seperti China, Korea Selatan, dan Jepang. Ditambah lagi dengan ditemukannya varian virus baru akibat dari mutasi sebagaimana ditemukan di Inggris dan Brazil.
Dampak dari peningkatan kasus suspek itu sekarang dibelakukan kebijakan PPKM, sebuah istilah baru untuk menggantikan istilah lama PSBB meski di lapangan terlihat sama saja.
Di sisi lain, vaksin sudah mulai didistribusikan dan diaplikasikan pada manusia secara global termasuk Indonesia. Bahkan Presiden menjadi orang pertama yang mendapatkan vaksin.Sejauh ini belum terasa efek vaksin tersebut karena masih terlalu dini untuk menilai apakah vaksin Sinovac, dkk ini efektif dalam melawan COVID-19.Dibutuhkan waktu lebih kurang tiga bulan untuk melihat apakah vaksin tersebut efektif atau tidak.
Ditambah lagi dengan jumlah penduduk mencapai 250 juta lebih, Indonesia dihadapkan juga dengan faktor geografis. Vaksinasi sudah pasti tidak bisa diberikan dalam waktu bersamaan. Pemberian vaksinasi ini diperkirakan akan memakan waktu 15 hingga 18 bulan. Secara global, dibutuhkan waktu sekitar 2 tahun bagi dunia untuk bergulat dengan COVID-19 setelah itu baru akan bergerak pada pemulihan ekonomi.
Maka, bagi sekumpulan rakyat kecil seperti kami, pada akhirnya berkesimpulan bahwa Corona masih berjaya di tahun 2021 ini. Bagaimana tidak, sebagian besar sektor usaha terpuruk menghadapi corona. Meski kemudian sebagian lagi bisa bangkit karena beradaptasi dengan cara membuka usaha di sektor lain dan mengubah metode penjualannya. Terutama para pengusaha UMKM.
Duit mangkrak di bank juga terhitung masih banyak akibat orang berduit lebih nyaman menyimpan uangnya di bank daripada menggunakannya untuk belanja. Semua prediksi hanya bisa kami simpan sembari terus menjalani hidup. Apapun resikonya.
Comments
Post a Comment